KATA PENGANTAR
Puji
syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
anugerah kepada penyusun untuk dapat menyusun makalah yang berjudul
“Keperawatan Sebagai Profesi”.
Makalah
ini disusun berdasarkan hasil data-data dari media elektronik berupa
Internet dan media cetak. Ucapan terima kasih kepada rekan-rekan
kelompok delapan yang telah memberikan partisipasinya dalam penyusunan
makalah ini.
Penyusun
berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dalam menambah
pengetahuan atau wawasan mengenai keperawatan. Penyusun sadar makalah
ini belumlah sempurna maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca agar makalah ini menjadi sempurna.
Gorontalo, April 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………… i
Daftar Isi …………………………………………………………………………….. ii
BAB I Pendahuluan ………………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………….. 4
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………………. 5
BAB II Pembahasan ……………………………………………………………….. 6
2.1 Definisi Keperawatan Sebagai Profesi ………………………………………. 6
2.2 Perkembangan Profesionalisme Keperawatan …………………………….. 13
2.3 Fungsi, Peran dan Tugas Perawat …………………………………………… 15
2.4 Definisi dan Analisis Penyusun Mengenai Keperawatan Sebagai Profesi 18
BAB III Penutup …………………………………………………………………….. 20
3.1 Simpulan ………………………………………………………………………… 20
3.2 Saran ……………………………………………………………………………. 20
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan
merupakan profesi yang membantu dan memberikan pelayanan yang
berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan individu. Keperawatan
juga diartikan sebagai konsekuensi penting bagi individu yang menerima
pelayanan, profesi ini memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh
seseorang, keluarga atau kelompok di komunitas. (Committee on Education
American Nurses Association (ANA), 1965).
WHO
Expert Committee on Nursing dalam Aditama (2000) mengatakan bahwa,
pelayanan keperawatan adalah gabungan dari ilmu kesehatan dan seni
melayani/memberi asuhan (care), suatu gabungan humanistik dari ilmu
pengetahuan, filosofi keperawatan, kegiatan klinik, komunikasi dan ilmu
sosial.
Keperawatan
merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan biopsikososial dan spiritual yang komprehensif,
ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun
sehat yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. (Lokakarya
Nasional, 1983).
Profesi berasal dari kata profession yang berarti suatu pekerjaan yang membutuhkan dukungan body of knowledge
sebagai dasar bagi perkembangan teori yang sistematis meghadapi banyak
tantangan baru, dan karena itu membutuhkan pendidikan dan pelatihan yang
cukup lama, memiliki kode etik orientasi utamanya adalah melayani
(alturism).
Profesi
adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan
bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu. Profesi sangat
mementingkan kesejahteraan orang lain, dalam konteks bahasan ini
konsumen sebagai penerima jasa pelayanan keperawatan profesional.
Menurut Webster, profesi adalah pekerjaan yang memerlukan pendidikan
yang lama dan menyangkut keterampilan intelektual.
Kelly
dan Joel (1995) menjelaskan, “Profesional sebagai suatu karakter,
spirit atau metode profesional yang mencakup pendidikan dan kegiatan di
berbagai kelompok okupasi yang anggotanya berkeinginan menjadi
profesional”. Profesional merupakan suatu proses yang dinamis untuk
memenuhi atau mengubah karakteristik kearah suatu profesi.
Sejak
abad yang lalu keperawatan telah megalami perubahan yang drastis,
selain itu juga telah mengikuti perundang-undangan dan mendapatkan
penghargaan sebagai profesi penuh. Hugnes E.C (1963) mengatakan bahwa,
“Profesi adalah seorang ahli, mereka mengetahui lebih baik tentang
sesuatu hal dari orang lain, serta mengetahui lebih baik daripada
kliennya tentang apa yang terjadi pada klien”. Dalam konsep profesi ada
tiga nilai penting yang perlu dipahami yakni:
1. Pengetahuan yang mendalam dan sistimatik.
2. Keterampilan teknis dan kiat yang diperoleh melalui latihan yang lama.
3. Pelayanan
asuhan kepada yang memerlukan berdasarkan ilmu pengetahuan,
keterampilan teknis dan pedoman serta falsafah moral yang diyakini
(etika profesi).
Menurut
Hood L.J dan Leddy S.K (2006), “Perawat profesional akan menggunakan
pendekatan holistik dalam menemukan kebutuhan kesehatan bagi klien yang
dirawatnya, hal ini sesuai dengan pernyataan kebijakan yang disampaikan
oleh American Nurses Association (1995), ada empat ciri praktik profesional yang harus dilakukan oleh perawat, yaitu:
1. Perawat
menggunakan fokus orientasi pada masalah dengan memperhatikan rangkaian
seluruh respon manusia terhadap kesehatan dan penyakitnya.
2. Perawat
terintegrasi dalam tenaga kesehatan yang menggunakan pengetahuannya
untuk membantu mencapai tujuan pasien dengan mengumpulkan data subjektif
maupun objektif pasien dan memahaminya baik secara individual atau
secara berkelompok.
3. Perawat mengaplikasikan ilmu pengetahuannya untuk menentukan diagnosa dan melakukan treatment respon manusia.
4. Perawat
melakukan asuhan keperawatan dengan melakukan hubungan terapeutik
dengan pasien untuk memfasilitasi kesehatan dan penyembuhan.
Ada tiga istilah penting yang berhubungan dengan profesi, yaitu profesionalisme, profesionalisasi, dan profesi.
1. Profesionalisme
Merujuk
pada karakter profesional, semangat atau metode. Merupakan suatu sifat
resmi, cara hidup yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
Profesionalisme keperawatan telah ada sejak zaman Florence Nightingale
(1820-1910).
2. Profesionalisasi
Profesionalisasi
adalah suatu proses untuk menjadikan profesional dengan cara memenuhi
beberapa kriteria yang telah ditentukan/disepakati.
3. Profesi
Jika
dilihat di dalam kamus, sama dengan pekerjaan yang menghendaki
pendidikan yang lebih luas atau memiliki ilmu pengetahuan yang spesial,
keterampilan serta dipersiapkan dengan cara yang baik.
Dunia
profesi keperawatan terus bergerak. Hampir dua dekade profesi ini
menyerukan perubahan paradigma. Perawat yang semula tugasnya hanyalah
semata-mata menjalankan perintah dokter kini berupaya meningkatkan
perannya sebagai mitra kerja dokter seperti yang sudah dilakukan di
negara-negara maju.
Sebagai
sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi
keperawatan dihadapkan pada banyak tantangan. Tantangan ini bukan hanya
dari eksternal tapi juga dari internal profesi ini sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan keperawatan sebagai profesi?
b) Bagaimana perkembangan profesionalisme keperawatan?
c) Bagaimana peran, fungsi, dan tugas perawat?
d) Bagaimana definisi dan analisis dari penyusun mengenai keperawatan sebagai profesi?
1.3 Tujuan Penulisan
a) Menjelaskan tentang keperawatan sebagai profesi.
b) Menjelaskan perkembangan profesionalisme keperawatan.
c) Menjelaskan peran, fungsi, dan tugas perawat.
d) Menjelaskan tentang definisi dan analisis penyusun mengenai keperawatan sebagai profesi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Keperawatan Sebagai Profesi
Hall
(1968) memberikan gambaran tentang suatu profesi yaitu suatu pekerjaan
yang harus melalui proses empat tahapan antara lain :
1. Memperoleh badan pengetahuan dari institusi pendidikan tinggi
2. Menjadi pekerjaan utama
3. Adanya organisasi profesi
4. Terdapat kode etik
Ciri – Ciri Profesi
Dilihat dari definisi profesi, jelas bahwa profesi tidak sama dengan okupasi (occupation) meskipun keduanya sama-sama melakukan pekerjaan tertentu.
Profesi mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
- Didukung oleh badan ilmu yang sesuai dengan bidangnya (antalogi), jelas wilayah kerja keilmuannya (Epistomologi), dan aplikasinya (Axiologi).
- Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana, terus-menerus dan bertahap.
3. Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara legal melalui perundang-undangan.
- Peraturan
dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi (standar
pendidikan dan pelatihan, standar pelayanan, dan kode etik) serta
pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut
dilakukan sendiri oleh warga profesi (Winsley, 1964).
Kriteria Profesi
- Memberi pelayanan untuk kesejahteraan manusia.
- Mempunyai pengetahuan dan keterampilan khusus dan dikembangkan secara terus-menerus.
- Memiliki ketelitian, kemampuan intelektual, dan rasa tanggung jawab.
- Lulus dari pendidikan tinggi.
- Mandiri dalam penampilan, aktivitas dan fungsi.
- Memiliki kode etik sebagai penuntun praktik.
- Memiliki ikatan/organisasi untuk menjamin mutu pelayanan.
Wilayah Kerja Profesi
- Pembinaaan organisasi profesi.
- Pembinaan pendidikan dan pelatihan profesi.
- Pembinaan pelayanan profesi.
- Pembinaan iptek.
Keperawatan
sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana dalam menentukan
tindakannya didasarkan pada ilmu pengetahuan serta memiliki keterampilan
yang jelas dalam keahliannya.
Dengan
adanya perkembangan keperawatan dari kegiatan yang sifatnya rutin yang
menjadi pemenuhan kebutuhan berdasarkan ilmu, membawa suatu perubahan
yang sangat besar dalam dunia keperawatan karena pelayanan yang semula
hanya berdasarkan pada insting dan pengalaman menjadi pelayanan
keperawatan profesional berdasarkan ilmu dan teknologi keperawatan yang
selalu berubah sesuai dengan kemajuan zaman. Perawatan sebagai profesi
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Memiliki body of knowledge
Perawat
bekerja dalam kelompok dan dilandasi dengan teori yang spesifik dan
sistematis yang dikembangan melalui penelitian. Penelitian keperawatan
yang dilakukan pada tahun 1940, merupakan titik awal perkembangan
keperawatan. Pada tahun 1950 dengan semakin berkembangnya penelitian
yang dilakukan mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam dunia
pendidikan keperawatan dan pada tahun 1960 penelitian lebih banyak
dilakukan pada praktik keperawatan. Sejak tahun 1970, penelitian
keperawatan lebih banyak dilakukan dengan memfokuskan diri pada praktik
yang dihubungkan dengan isu-isu yang ada pada saat itu.
Menurut
Potter dan Perry (1997), perawat telah memperlihatkan diri sebagai
profesi dan dapat terlihat adanya pengetahuan keperawatan telah
dikembangkan melalui teori-teori keperawatan. Model teori memberikan
kerangka kerja bagi kurikulum dan praktik klinis keperawatan. Teori
keperawatan mendorong ke arah penelitian yang meningkatkan dasar ilmiah
untuk praktik keperawatan.
2. Berhubungan dengan nilai-nilai sosial
Kategori
ini mendorong profesi untuk mendapatkan penghargaan yang cukup baik
dari masyarakat. Keperawatan telah diberi kepercayaan untuk menolong dan
melayani orang lain/klien. Pada awalnya perawat diharapkan dapat
menyisihkan sebagian besar waktunya untuk melayani, tetapi dengan
semakin berkembangnya ilmu keperawatan tuntutan tersebut telah bergeser,
perawat juga mengharapkan kompensasi dan mempunyai kehidupan yang lain
disamping perannya sebagai perawat.
Karakteristik
keperawatan merupakan suatu bentuk yang relevan dengan nilai-nilai
masyarakat, seperti pentingnya kesehatan, kesembuhan dan keperawatan.
Masyarakat
pada umumnya mengakui bahwa perawat mempunyai tugas untuk melawan klien
dan juga melakukan upaya-upaya dalam promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit tetapi masih ada sebagian masyarakat yang belum mengetahui
bahwa perawat adalah sebuah profesi. Untuk itu perlu adanya usaha dari
perawat itu sendiri agar dapat meyakinkan masyarakat guna mendapatkan
pengakuan sesuai dengan yang diinginkannya.
3. Masa pendidikan
Kategori
ini mempunyai empat bagian tambahan yaitu isi pendidikan, lamanya
pendidikan, penggunaan simbol dan proses idealisme yang dituju serta
tingkatan dari spesialisasi yang berhubungan dengan praktik. Menurut
Nightingale pendidikan keperawatan harus melibatkan dua area penting
yaitu teori dan praktik yang sampai saat ini masih dianut. Perkembangan
pendidikan keperawatan dewasa ini sama dengan bidang ilmu yang lain,
yaitu pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi menimbulkan perubahan yang
sangat berarti bagi perawat terhadap cara pandang asuhan keperawatan
secara bertahap keperawatan beralih dari yang semulai berorientasi pada
tugas menjadi berorientasi pada tujuan yang berfokus pada asuhan
keperawatan yang efektif serta menggunakan pendekatan holisitik dan
proses keperawatan.
4. Motivasi
Motivasi
untuk bekerja merupakan kategori keempat dari Pavalko. Motivasi bukan
hanya secara individu tetapi juga menyeluruh dalam kelompok. Motivasi
diartikan sebagai suatu perhatian yang mengutamakan pelayanan kelompok
keperawatan kepada klien. Ada beberapa pendapat bahwa saat ini anak-anak
muda menginginkan menempuh pendidikan tinggi agar dapat mempunyai
kehidupan yang lebih baik seperti mendapatkan gaji lebih, kekuasaan,
status disamping pekerjaan yang dilakukannya. Biasanya karakteristik ini
tidak diasosiasikan dengan profesi keperawatan, walaupun demikian
banyak perawat yang melakukan pelayanannya dengan berorientasikan kepada
klien/pasien mereka dengan baik.
5. Otonomi
Kategori
kelima Pavalko adalah kebebasan untuk mengontrol dan mengatur dirinya
sendiri. Profesi mempunyai otonomi untuk regulasi dan membuat standar
bagi anggotanya. Hak mengurus diri sendiri merupakan salah satu tujuan
dari asosiasi keperawatan, karena hal ini juga berarti keperawatan
mempunyai status dan dapat mengontrol seluruh kegiatan praktik
anggotanya. Otonomi juga dapat diartikan sebagai suatu kebebasan dalam
bekerja dan pertanggungjawaban dari suatu tindakan yang dilakukannya.
6. Komitmen
Kategori
keenam adalah komitmen untuk bekerja. Manusia yang komitmen untuk
bekerja menunjukkan adanya suatu keunggulan, untuk melaksanakan
pekerjaannya dengan baik, mencegah terjadinya kemangkiran, menekuni
pekerjaannya seumur hidup atau dalam periode waktu yang lama. Komitmen
perawat juga dapat menurun, hal ini terjadi karena kebanyakan dari
perawat adalah wanita, yang harus membagi perhatiannya dengan keluarga,
sehingga mereka sering mengalami konflik yang berkepanjangan dan
kadang-kadang harus keluar dari pekerjaannya.
Orientasi
karir juga merupakan salah satu ciri dari komitmen, karena dengan
adanya pengembangan karir melalui pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi membuat perawat dapat bekerja dengan lebih baik dan bertanggung
jawab dalam melakukan asuhan keperawatan.
7. Kesadaran bermasyarakat
Kesadaran
bermasyarakat bagi perawat diartikan sebagai anggota kelompok yang ikut
mengambil bagian dalam persamaan pedoman, nasib serta memiliki
kebudayaan tersendiri. Perawat mempunyai simbol-simbol yang dikenal
masyarakat sebagai ciri yang khas dari sebuah profesi seperti seragam
putih, pin dan cap. Walaupun akhir-akhir ini banyak yang mengubah
identitas tersebut, tetapi perawat telah memiliki perasaan yang kuat
untuk tetap bersatu dalam kelompoknya.
8. Kode etik
Eksistensi
kode etik merupakan kategori terakhir dari Pavalko. Etika keperawatan
merujuk pada standar etik yang membimbing perawat dalam praktik
sehari-hari seperti jujur terhadap pasien, menghargai pasien atas
hak-hak yang dirahasiakannya dan beradvokasi atas nama pasien.
Etika
keperawatan ditujukan untuk mengidentifikasi, mengorganisasikan,
memeriksa dan membenarkan tindakan-tindakan kemanusiaan dengan
menerapkan prinsip-prinsip tertentu, selain itu juga menegaskan tentang
kewajiban-kewajiban yang secara suka rela diemban oleh perawat dan
mencari informasi mengenai dampak dari keputusan-keputusan perawat yang
mempengaruhi kehidupan dari pasien dan keluarganya. Ciri dari praktik
profesional adalah adanya komitmen yang kuat terhadap kepedulian
individu, khususnya kekuatan fisik, kesejahteraan dan kebebasan pribadi,
sehingga dalam praktik selalu melibatkan hubungan yang bermakna. Oleh
karena itu seorang profesional harus memiliki orientasi pelayanan,
standar praktik dan kode etik untuk melindungi masyarakat serta
memajukan profesi.
Mengingat
pentingnya pembinaan bagi tenaga keperawatan agar dapat bekerja dengan
baik maka perlu adanya pemahaman tentang fungsi dari asosiasi
keperawatan yang terdiri dari:
1. Penetapan standar praktik, pendidikan dan pelayanan keperawatan.
2. Menetapkan kode etik bagi perawat.
3. Menetapkan sistem kredensial dalam keperawatan.
4. Menetapkan untuk ikut berinisiatif dalam legislasi, program pemerintah, kebijakan kesehatan nasional dan internasional.
5. Mendukung adanya sistem pendidikan yang baik, evaluasi dan perhatian dalam keperawatan.
6. Adanya agensi sentral untuk mengoleksi, menganalisa dan desiminasi dari informasi yang relevan dengan keperawatan.
7. Promosi dan proteksi ekonomi dan kesejahteraan bagi perawat.
8. Membina kepemimpinan bagi perawat baik untuk tingkat nasional maupun internasional.
9. Membina sikap profesionalisme bagi perawat.
10. Menyelenggarakan program secara benar.
11. Memberikan pelayanan masalah-masalah politik pada perawat.
12. Menjaga terjadinya komunikasi bagi seluruh anggotanya.
13. Menyediakan advokasi bagi anggotanya.
14. Berbicara dan menjelaskan tentang profesi keperawatan kepada pihak lain.
15. Melindungi dan mempromosikan kemajuan kesejahteraan manusia yang terkait dengan perawat kesehatan.
2.2 Perkembangan Profesionalisme Keperawatan
Melihat
catatan sejarah tentang awal mula keberadaan perawat di Indonesia, yang
diperkirakan baru bermula pada awal abad ke 19, dimana disebutkan
adanya perawat saat itu adalah dikarenakan adanya upaya tenaga medis
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik sehingga diperlukan
tenaga yang dapat membantu atau tenaga pembantu. Tenaga tersebut
dididik menjadi seorang perawat melalui pendidikan magang yang
berorientasi pada penyakit dan cara pengobatannya. Sampai dengan
perkembangan keperawatan di Indonesia pada tahun 1983 PPNI (Persatuan
Perawat Nasional Indonesia) melakukan Lokakarya Nasional Keperawatan di
Jakarta, melalui lokakarya tersebut perawat bertekad dan bersepakat
menyatakan diri bahwa keperawatan adalah suatu bidang keprofesian.
Perkembangan
profesionalisme keperawatan di Indonesia berjalan seiring dengan
perkembangan pendidikan keperawatan yang ada di Indonesia. Pengakuan
perawat profesionalan pemula adalah bagi mereka yang berlatarbelakang
pendidikan Diploma III keperawatan. Program ini menghasilkan perawat
generalis sebagai perawat profesional pemula, dikembangkan dengan
landasan keilmuan yang cukup dan landasan profesional yang kokoh.
Perkembangan
pendidikan keperawatan dalam rangka menuju tingkat keprofesionalitasan
tidak cukup sampai di tingkat diploma saja, diilhami keinginan dari
profesi keperawatan untuk terus mengembangkan pendidikan maka berdirilah
PSIK FK-UI (1985) dan kemudian disusul dengan pendirian program paska
sarjana FIK UI (1999).
Peningkatan kualitas organisasi profesi keperawatan dapat dilakukan melalui berbagai cara dan pendekatan antara lain:
1. Mengembangkan
sistem seleksi kepengurusan melalui penetapan kriteria dari berbagai
aspek kemampuan, pendidikan, wawasan, pandangan tentang visi dan misi
organisasi, dedikasi serta ketersediaan waktu yang dimiliki untuk
organisasi.
2. Memiliki
serangkaian program yang konkrit dan diterjemahkan melalui kegiatan
organisasi dari tingkat pusat sampai ke tingkat daerah. Prioritas utama
adalah program pendidikan berkelanjutan bagi para anggotanya.
3. Mengaktifkan
fungsi collective bargaining, agar setiap anggota memperoleh
penghargaan yang sesuai dengan pendidikan dan kompensasi masing-masing.
4. Mengembangkan
program latihan kepemimpinan, sehingga tenaga keperawatan dapat
berbicara banyak dan memiliki potensi untuk menduduki berbagai posisi di
pemerintahan atau sektor swasta.
5. Meningkatkan
kegiatan bersama dengan organisasi profesi keperawatan di luar negeri,
bukan hanya untuk pengurus pusat saja tetapi juga mengikutsertakan
pengurus daerah yang berpotensi untuk dikembangkan.
2.3 Peran, Fungsi dan Tugas Perawat
1. Peran Perawat
Peran
merupakan tingkah laku yang diharapakan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi
oleh keadaan sosial baik dari profesi yang bersifat konstan.
Peran
perawat menurut konsorium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari peran
sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokat pasien, pendidik,
koordinator, kolaborator, konsultan dan peneliti.
2. Fungsi Perawat
Dalam
menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi
diantaranya: fungsi independen, fungsi dependen, dan fungsi
interdependen.
a. Fungsi Independen
Merupakan
fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam menjalankan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan
sendiri dalam melakukan tindakan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia.
b. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain.
c. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara tim satu dengan lain.
3. Tugas Perawat
Tugas
perawat dalam menjalankan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan
ini dapat dilaksanakan sesuai dengan tahapan dalam proses keperawatan.
Tugas perawat ini disepakati dalam lokakarya tahun 1983 yang berdasarkan
fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan adalah sebagai
berikut:
1. Mengkaji
kebutuhan pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat serta sumber yang
tersedia dan potensi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Mengumpul data,
menganilisis dan menginterpretasikan data.
2. Merencanakan
tindakan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
berdasarkan diagnosis keperawatan Mengembangkan rencana tindakan
keperawatan.
3. Melaksanakan
rencana keperawatan yang meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegah
penyakit, penyembuhan, pemulihan dan pemeliharaan kesehatan termasuk
pelayanan klien dan keadaan terminal. Menggunakan dan menerapkan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu perilaku, sosial budaya, ilmu
biomedik dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam rangka memenuhi
kebutuhan dasar manusia.
4. Mengevaluasi
hasil asuhan keperawatan. Menentukan kriteria yang dapat diukur dalam
menilai rencana keperawatan. Menilai tingkat pencapaian tujuan.
Mengidentifikasi perubahan-perubahan yang diperlukan.
5. Mendokumentasi
proses keperawatan. Mengevaluasi data permasalahan keperawatan.
Mencatat data dalam proses keperawatan. Menggunakan catatan klien untuk
memonitor asuhan keperawatan.
6. Mengidentifikasi
hal-hal yang perlu diteliti atau dipelajari serta merencanakan studi
kasus guna meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan keterampilan dalam
praktik keperawatan. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian dalam
bidang keperawatan. Membuat usulan rencana penelitian keperawatan.
Menerapkan hasil penelitian dalam praktik keperawatan.
7. Berperan
serta dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada klien keluarga
kelompok serta masyarakat. Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan
kesehatan. Membuat rencana penyuluhan kesehatan. Melaksanakan penyuluhan
kesehatan. Mengevaluasi hasil penyuluhan kesehatan.
8. Bekerja
sama dengan disiplin ilmu terkait dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada klien, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Berperan serta dalam
pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga kelompok dan masyarakat.
Menciptakan komunikasi yang efektif baik dengan tim keperawatan maupun
tim kesehatan lain.
9. Mengelola
perawatan klien dan berperan sebagai ketua tim dalam melaksanakan
kegiatan keperawatan. Menerapkan keterampilan manajemen dalam
keperawatan klien secara menyeluruh.
2.4 Definisi dan Analisis Penyusun Mengenai Keperawatan Sebagai Profesi
Keperawatan
merupakan suatu bentuk pelayanan yang dilakukan oleh perawat dengan
memberikan asuhan keperawatan secara tepat kepada individu, kelompok dan
masyarakat, yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, mencegah dan
mengobati penyakit serta pemulihan kesehatan demi tercapainya
kesejahteraan umat manusia, dengan berpegang teguh pada kode etik yang
melandasinya. Sedangkan perawat adalah seseorang yang telah
menyelesaikan studinya dan telah siap untuk mengabdikan dirinya kepada
masyarakat.
Perawat
merupakan salah satu pekerjaan yang mulia dengan cara memberikan
perawatan yang benar, sesuai dengan ilmu yang telah didapatkannya. Ilmu
tersebut diterapkannya dengan suatu metode yang dikenal dengan “Proses
Keperawatan”. Metode ini merupakan metode yang sistematis, meliputi
tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi tindakan keperawatan.
Dari
tahapan metode ini, perawat sering menemukan hal-hal baru dari setiap
kasus yang ditanganinya. Oleh karena itu, mereka perlu meningkatkan
wawasannya agar mampu menangani klien-kliennya dengan benar. Hal inilah
yang membawa perubahan besar bagi dunia keperawatan karena pelayanan
yang pada awalnya hanya berdasarkan pengalaman, kemudian berkembang
menjadi pelayanan yang didasarkan pada ilmu keperawatan yang selalu
berubah sesuai dengan perkembangan zaman.
Profesi
merupakan suatu keahlian yang membutuhkan ilmu pendidikan dan pelatihan
sebagai dasar pengembangan teori untuk menangani permasalahan yang
sering muncul dalam bidangnya.
Dengan
melihat definisi dan ciri-ciri dari profesi diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa keperawatan dianggap sebagai suatu profesi. Hal ini
dikarenakan keperawatan memiliki ciri-ciri yang sama dengan profesi.
Keperawatan
sebagai suatu profesi adalah salah satu pekerjaan bagian dari tim
kesehatan, yang ikut bertanggung jawab dalam membantu klien sebagai
individu, keluarga, maupun sebagai masyarakat, baik dalam kondisi sehat
ataupun sakit, yang bertujuan untuk tercapainya pemenuhan kebutuhan
dasar klien, dalam mempertahankan kondisi kesehatan yang optimal, dalam
menentukan tindakan keperawatan harus didasarkan pada ilmu pengetahuan,
komunikasi interpersonal serta memiliki keterampilan yang jelas dalam
keahliannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dengan
melihat definisi, ciri profesi yang telah disebutkan diatas dapat kita
analisis bahwa keperawatan di Indonesia dapat dikatakan sebagai suatu
profesi. Karena memiliki ciri-ciri dari profesi yaitu mempunyai body of
knowledge, berhubungan dengan nilai-nilai sosial, masa pendidikan,
motivasi, otonomi, komitmen, kesadaran bermasyarakat, dan kode etik.
Keperawatan
sebagai suatu profesi adalah salah satu pekerjaan bagian dari tim
kesehatan, yang ikut bertanggung jawab dalam membantu klien sebagai
individu, keluarga, maupun sebagai masyarakat, baik dalam kondisi sehat
ataupun sakit, yang bertujuan untuk tercapainya pemenuhan kebutuhan
dasar klien, dalam mempertahankan kondisi kesehatan yang optimal, dalam
menentukan tindakan keperawatan harus didasarkan pada ilmu pengetahuan,
komunikasi interpersonal serta memiliki keterampilan yang jelas dalam
keahliannya.
3.2 Saran
Penyusun
berharap agar semua perawat dapat meningkatkan kualitas kerjanya dan
mampu menjadi seseorang yang profesional dalam bidangnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sumijatun. 2010. Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta: Trans Info Media